Tahun ini somehow terasa cepat, or was it?
Masih bekerja ditempat yang sama tapi pindah tugas dan pindah kantor, jadi lebih sibuk dari sebelumnya dan lebih banyak bertemu orang. Somehow glad for the part that for the past 2 years I was in an office where I didn't have to meet a lot of people during the high covid moments.
Tahun ini juga bersama suami sibuk turun tangan mengurus bangunan mertua, mulai dari tukang, design, beli bahan bangunan, beli alat-alatnya, dan perintilan-perintilan besar sampai kecil yang juga menguras kantong, untuk menjadi tempat bisnis kecil-kecilan, supaya Papa mertua yang sudah pensiun awal tahun 2022 ini ada kegiatan dan ngga sendirian dirumah tiap hari setelah antar nyokab kerja karena nyokab masih aktif bekerja. Puji Tuhan walaupun mundur sekitar 2 bulan dari perkiraan, bulan Agustus sudah soft-opening bakeshop-nya.
Puji Tuhan juga bulan Agustus dapat pra-kuliah untuk jaga anak dirumah, dan dapat mahasiswa yang "aman", so far tidak bikin stress, no worries about things at home. Because house and kids-related stuff will trigger my motherhood insecurities kalau dapat anak rumah yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
Pecah telor kena covid akhir Agustus 2022. So what happened? bukannya kita jaga banget?
Yes we did, we did tried our best untuk tidak kena or at least postponed it selama mungkin 😄. So awalnya, Sherry kena flu dan kami bertiga tinggal dirumah ngga pergi ke gereja untuk temenin Sherry. Nah Abangnya pergi ke gereja dengan students dirumah. Mereka acara SS nya sudah offline tapi outdoor. Setelah itu saat jam khotbah, Skyler ijin untuk duduk di ruang kaca sama temen-temennya. Sorenya, join kelas kepahaman (outdoor juga).
Besoknya Skyler bilang kalau tangan dan kakinya pegel-pegel, kami pikir karena lari-larian kemarennya. Malamnya dia mulai rada mual dan demam, tengah malam muntah. Ya biasalah ya, kami pikir "penyakit"nya anak-anak, and FYI, kami masih co-sleeping ber-4.
Hari Senin pagi Skyler mimisan, still, we thought karena demam (we've seen worst when he was little). Sorenya Papanya bilang mending kita ke RS deh.. okelah, I agreed. Biasanya I don't really agree kalau baru sakit terus langsung ke RS (kecuali emergency cases), karena di mata gw, Papanya ini agak parnoan.
Off we went to a hospital, previously RSIA yang sekarang jadi RSU. Menurut DSA karena anak-anak dua-duanya memiliki gejala menjurus ke covid-19, so she suggested salah satu dari mereka jadi "sample" untuk di swab. First swab ever. Karena Skyler yang lebih besar, jadi dia yang di swab.
The result? positive. Kaget. Semua disuruh PCR ke lantai bawah, plus anak-anak di blood test. Nyesek banget ya kalo liat anak-anak nangis karena sakit.
Puji Tuhan anak-anak tidak ada yang DBD untuk hasil blood test, dan kami udah yakin hasil PCR akan keluar menyatakan kami semua positif.
Guess what, it stated that only Skyler was positive, the rest of us were negative. Kaget lagi.
Dirumah akhirnya Skyler tidur sama Papanya, while I slept in another room with Sherry, walaupun sudah tau kalau kami sudah kemungkinan besar akan positif pada waktunya karena memang tidur sekamar sebelumnya.
Hari Rabu subuh, gw tidurnya resah, mulai panas dan pusing.. eaa...😏 Tukeran kamar sama suami, I joined my son.
2 hari gw panas dan kepala kiri kanan itu sakiiit banget, kayak di gebukin pake kayu. Akhirnya minum obat sakit kepala, dan segala vitamin juga kami konsumsi. Puji Tuhan yang gw takutkan tidak terjadi: saturasi terganggu. Saturasi was fine.
Setelah 2 hari demam dan sakit kepala gw hanya bisa tidur, udah mulai membaik, dan hidung seperti mampet kalau ngomong, alias bindeng. Mencoba terus makan, order go food, vitamin jalan terus.
Minggu setelahnya kami PCR drive thru, yepp, sudah pada positif. Next weeknya, masih positif, Papanya baru mulai demam, tapi kalau ngga salah ingat ngga sampe sakit kepala kayak gw. Sherry yang tidak ada demam, hanya dia pilek terus.
3 mingguan kali kami baru negatif, itupun negatifnya kalau antigen, kalau PCR, masih wae positif, tapi memang CT udah yang 34-35, alias sudah tidak mengjangkit, sudah di fase penyembuhan, udah 3 minggu juga 😄, barulah gw berani masuk kantor. Ngga berani sok-sokan cepat-cepat masuk kantor karena gw akan bertemu banyak orang, minimal boss dan anak-anak kantor. Kerjaan? tetap gw kerjakan dari rumah, baru kirim ke anak kantor untuk di print, dll. Diusahakan tidak ada pekerjaan yang terbengkalai dan tetap selesai.
So that was it, our first ever covid-10 journey.
Praise the Lord walaupun akhir-akhir ini ada varian baru lagi, tapi tetap ngga se parah/booming yang awal-awal.. memang horor banget sih liat di berita yang penggalian lahan-lahan baru untuk yang meninggal karena covid.. so sad.
Planning untuk liburan roadtrip di pulau Jawa for the last 2 weeks of this year. I've paid for 4 nights at Malang, and 4 nights at DIY. Praying for safe travel and fun moments with the kids.