Kemareng gue nonton "Kick Andy" talk show di Metro TV.
Topiknya soal sumbang menyumbang.. eits, bukan duit tapi organ tubuh. Yeah...!
It's an inspiring story though.. dan pastinya gue came up dengan beberapa pemikiran sendiri...
Cerita 1:
Pertama gue liat bapak-bapak yang lagi di interview, of course gue ga inget namanya.
To the point aja lah yah.. bapak itu udah umur skitar.. brp yah.. antara 60-80 lah...
Ginjalnya udah rusak, nah gue lupa krn apa, dan akhirnya mengadakan cangkok ginjal.
Ternyata bapak itu pemilik sebuah perusahaan (no wonder he can afford all that!).
Dibuatlah pengumuman di perusahaannya beliau kalau owner mereka sedang sakit
dan membutuhkan donor ginjal. Semuanya tanpa paksaan.
Kenapa bukan dari anggota keluarganya?
Setelah dilakukan proses pengecekan, semua anggota keluarganya tidak ada yang
cocok/layak untuk menyumbang ginjal. Ada dari anaknya yang ginjalnya diselimuti oleh
lemak karena gemuk, sedangkan anak satunya lagi ukuran ginjalnya terlalu kecil, dsb.
Akhirnya ada sekitar 6-8 orang pegawai perusahaan yang dengan sukarela mau
menyumbang ginjal mereka untuk owner perusahaan yang dikenal baik itu.
Dokter menjelaskan kepada mereka proses cangkok ginjal beserta resikonya.
Kembali proses pemeriksaan dilakukan dan hanya 1 orang yang layak.
Awalnya orang tua pria berumur 27 tahun itu keberatan jika anaknya menyumbangkan
ginjalnya dengan taruhan terburuk: nyawa.
Tapi dia menjelaskan pada orang tuanya jika dia sangat ingin membantu boss-nya
yang terkenal baik itu dan ingin hidupnya berguna bagi orang lain.
Keputusan court di Singapore tidak mengijinkan dilaksanakannya proses cangkok
ginjal dengan si pendonor orang tersebut. Tetapi bapak yang sakit sudah terlalu
tertekan dengan semuanya dan proses demikian membutuhkan waktu yang lama dan
berbelit-belit.
Akhirnya mereka pergi ke Hongkong dan melalukan operasi cangkok ginjal tersebut.
Sebenarnya ada batas umur sekitar 55 tahun untuk penerima cangkok ginjal,
namun tim medis melihat kondisi bapak ini masih sehat/bisa untuk itu.
Saat ini bapak itu harus minum obat setiap hari, obat untuk mengantisipasi penolakan
organ asing di dalam tubuhnya, sedangkan pria pendonor ginjal sudah selesai dengan
proses pengobatan/check-up mingguan/bulanannya.
Cerita 2:
Sama dengan cerita pertama mengenai membutuhkan ginjal baru, tapi ini terjadi pada
seorang ibu, which is istri dari mantan KAPOLRI.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ibu ini sehat-sehat saja, dan ternyata ginjalnya yang
fungsinya hanya tinggal 20% itu rusak diakibatkan sering meminum obat-obatan tanpa
resep dokter, seperti OBAT PELANGSING (watch it, ladies!!). Karena ingin terlihat
cantik dan singset, dia tidak tau apa yang harus dia tanggung kelak...
Dari ketiga anaknya, anak bungsunya yang waktu itu berusia belum 30 tahun lah yang
paling qualified untuk menyumbangkan ginjalnya. Ibunya sangat terharu dengan pengorbanan
anaknya yang mau mempertaruhkan nyawanya untuk ibunya...
Kata anaknya: "saya mau berbuat apapun buat orang yang aku cintai.. apalagi Ibu kan yang ngelahirin saya..
kalo Ibu ngga ada, saya juga pasti ngga ada di dunia ini kan.."
Cerita 3:
Bapak dan Ibu umur 60an tahun membuat surat legal bahwa mereka akan menyumbangkan kornea mata
mereka ke bank mata setelah mereka meninggal, dan jasadnya ke fakultas kedokteran.
WHOWWWW!!
Katanya daripada mayatnya hanya di makan ulat.
Gila yah.. hebat..! Katanya dia/mereka mau berguna untuk orang lain sampat matipun.
Whewww....
Andy Noya bertanya bagaimana reaksi anak-anak mereka ketika mengetahui hal itu, dan bahwa
ketika orang tua mereka meninggal kelak, tidak akan ada kuburan tempat berziarah.
Mereka tidak pernah memberitahu hal tersebut kepada anak mereka sejak membuat surat
warisan (apa sih kata lainnya?), namun anak-anak mereka mengetahui hal tersebut ketika kakak dari bapak ini meninggal dunia dan matanya disumbangkan ke bank mata serta tubuhnya diserahkan ke fakultas kedokteran. Disitulah mereka berbicara bahwa orang tuanya juga akan mengalami hal yang demikian
dan ternyata mereka tidak keberatan.
Oh ya, penerima mata dari Om mereka adalah seorang gadis tunanetra.. Can you imagine how she feels after being able to see? Wow.. seorang yang sudah meninggal saja bisa jadi sumber miracle terhadap orang lain...
Okay,
so from my point of view:
Sangat beruntunglah orang-orang kaya ketika terkena penyakit dari sisi mereka memiliki banyak uang yang artinya more possibilities/chances untuk berusaha sembuh dengan pengobatan-pengobatan khususnya dengan teknologi tinggi.
Lihat case cerita 1 dan 2, keduanya dari keluarga orang terpandang, yang satu pemilik perusahaan sedangkan yang satunya lagi istri pejabat. Mereka punya uang dan social network yang memungkinkan terjadinya proses pengobatan berat seperti itu: cangkok ginjal.
Tiket keluarga ke luar negeri, biaya obat-obatan yang mahal serta kurs yang lebih tinggi, urusan surat-surat, biaya rumah sakit, biaya operasi yang memakan waktu lama itu, pastinya harus dengan dokter ahli yang bukan dengan bayaran standar dokter biasa.
Bagaimana jika itu terjadi kepada orang miskin? pastilah hanya dirawat dirumah dan menunggu ajal. Miris.
Oh ya, gue rasa ngga mungkin lah pendonor ginjalnya cuma dikasi "terima kasih" ato salam doank... must be a lot of reward.. speaking of the recipient was an OWNER of a company. Well, it's just from my point of view after all..
Untuk cerita 3, hebat juga orang bisa memiliki pemikiran seperti itu...
gue yang ngebayanginnya aja udah ketakutan...
Dan ternyata pendonor yang potensial itu (yang sehat, bebas penyakit berjangkit, yang umurnya paling tidak 30an - tidak terlalu tua, dan segudang persyaratan lainnya), 1 tubuh pendonor pontensial bisa menolong 50 orang lainnya.. :)... WOOOOWW!!
1 comment:
Kata orang, sehat itu mahal..
tetapi ternyata sakit itu yang mahal..
jadi, orang miskin dilarang sakit.hhmm...
Post a Comment