Jadi, ada anak gadis baru tamat SMA, datang dari Samosir kesini untuk mengadu nasib (bahasanyaaa...).
Mau Pra-Kuliah dulu 1 tahun, baru kuliah. Dia sebenarnya melamar juga untuk kerja di ground, tapi diantar juga sama ada Bapak untuk coba tanya ke kami kalo dia bisa di rumah kami.
What a coincidence, we thought. We need someone who stays home to look after our Son and his caretaker, since anak yang semester kemaren lagi cuti kuliah dan tinggal dirumah itu mau cabut dari rumah, mau bisnis katanya, jadi dia ga bisa stay all the time at home when we're not around (kalo ada student laen dirumah atau kami udah pulang, baru dia bisa keluar, itu perjanjiannya. Yes, we pay her.). Kami ngga bisa let her stay at our house kalo dianya keluar-keluar karena kami butuh ya itu, someone to look after Skyler and his caretaker.
(above was typed yesterday..)
Melanjutkan cerita diatas,
Fitri is the name of this pra-kuliah girl.
Kurang lebih 2 minggu tinggal dirumah. Hari minggu malam dia sakit perut, senin diatar ke klinik dan dikasi obat. Karena seharian masih sakit perut, kami antar lagi ke klinik (punya Universitas) dan rawat inap. Setelah di observasi, menurut mereka anak ini usus buntunya bermasalah. Di cek darah, apanya gitu yang tinggi, menandakan ada infeksi. Hari selasa dia diantar (oleh suami dan nurse dari klinik) ke Bandung untuk USG. Ada USG yang lebih murah di RSJ deket sini tapi katanya kurang akurat (ya ngapain juga ya kalo ga akurat?). Report USG nya bilang kalo ada pembengkakan dinding usus buntu or something like that.
Akhirnya anak ini dirujuk ke RS SEGERA.
Kemarin pagi kami turun ke RSA untuk antar dia ditemani 1 nurse (yes, suami jadi berhari-hari masuk ga masuk kantor), I had to minta ijin juga dari boss.
Malam sebelumnya kami coba cari bantuan sana-sini karena kata orang klinik anak ini kemungkinan besar akan di operasi, namun itu harus atas rekomendasi dokter ahli bedah.
Suami coba hubungi bang Wilbert Siahaan, jelasin keadaan Fitri, dan akhirnya ada kalimat "bawa saja ke RSA secepatnya. Saya yang bayar." PUJI TUHAAAANNN!!!! Langsung ke klinik lagi selasa malam itu untuk kabari Fitri. Gue juga karena dengar dari kepala klinik bilang kalo dokter bedah itu yang rapih is dokter J. Mandolang (tapi mahal katanya, karena hitungannya bukan dokter RSA), alhasil gue coba BBM Jenn, anaknya dokter Mandolang, teman seangkatan waktu SMA. Jelasin keadaan Fitri dan bottom line "yang mau ditanya, kira2 bisa dapat diskon ga ya kalo dokter Mandolang yang operasi?" Jenn dengan friendlynya bilang mau ditanya ke Papanya.. akhirnya katanya daftar aja ke kelas 3, biaya operasi bisa "baku ator" pas operasi.. ALHAMDULILAHHH.. :D.
Kemarin Fitri langsung ke emergency, dokter jaga passs dokter kepala RS. Dilihat hasil lab dan USG, "oh iya, harus segera di angkat ini..." suami juga coba tanya kalo kira-kira bisa dapat diskon dari RS.. katanya mau di cek dulu.. :).
Sambil tunggu kamar, bang Wilbert datang.. pendek cerita, beliau deposit 10juta, dan katanya kalopun Fitri harus di cuci ususnya incase usus buntunya udah pecah, dia akan tetap bayarin semuanya (which will cost 40-50jt). Kalau ususnya tidak pecah which cost about 8-belasan juta, dia akan bayarin Fitri 1 tahun uang kuliah,tapi tetap harus menjalankan kewajibannya dirumah kami (pra-kuliah). God is good!!
Suami anterin bang Wilbert sampe ke mobil, dan dia sampe bilang gini ke suami: "Chok, elo Batak tapi hati Sunda" hahaha.. :)) Well he's too kind sometimes (in some other cases..).
Tadi malam kami turun lagi ke RS bawa Skyler dan 2 mahasiswi yang tinggal dirumah. Gue dan Lin tinggal dimobil nungguin suami dan Wea yang turun liat Fitri dan suami yang tanda tangan untuk saksi Fitri mau di operasi (eke bolak balik bilang ke orangtua Fitri: "Bapak/Ibu setuju kan kalo Fitri di operasi?). Sampe Fitri masuk ruang operasi mereka tungguin.. karena bawa Skyler, ga bisa nungguin sampe selesai. Ada 2 temennya Fitri yang datang jenguk siang itu datang lagi tadi malam dan mereka nungguin sampe operasi selesai. Suami di SMS kalo operasinya udah selesai, dan kami telfon student temannya Fitri itu, katanya ditunjukkin ke mereka usus buntu yang dipotong, kata dokter udah parah, lobangnya harusnya paling sebesar lidi, ini udah sebesar jari telunjuk liat dari atas. Udah bernanah katanya.. jadi kami ga sure juga si Fitri ini hanya dipotong usus buntunya ato sampe dicuci ususnya.
Siang ini abis kantor kami mo jenguk dia lagi.. Semoga everything runs well as God has provide her and us along the way..
From Fitri's family's side:
Katanya Mamanya udah ga mau makan.. Wea, anak rumah, overheard waktu Fitri telfonan sama Mamanya waktu dia masih di rawat di klinik, kata dia: "Ma, Mama makan ya.." sambil mewek.. yahh..
Bapaknya itu kalo angkat telfon, friendly menurut gw.. dan open-minded lah..
"Iya, kami keluarga setuju aja, yang penting untuk kesembuhan Fitri... tapi kami orang miskin, ga punya uang.. makanya aku sampe bilang ke Fitri kalopun kau harus kerja 10 tahun disana untuk kuliah, ngga apa-apa.." well.. well.. Bapaknya bilang terima kasih terus waktu kami cerita soal dia udah ada yang mau bayarin, udah di RS, dll.. sedangkan Mamanya klo di telfon hanya: "ya... ya... " hehehe.. udah pusing juga kali...
Aaaanyways, amazed with people and their kindness..
Bless them Lord.
No comments:
Post a Comment